Header Ads

  • Breaking News

    Cagub OD : Sulut Musti Bale Jadi Pusat Pendidikan di Indonesia Timur

    Olly Dondokambey - Steven Kandouw
    MANADONE.COM - Calon Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, bertekad mengembalikan pamor Sulawesi Utara sebagai pusat pendidikan di Indonesia Timur. Era tahun 1950 – 1980 Sulawesi Utara pernah menjadi pusat pendidikan di Indonesia Timur. Kala itu, pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah Sulawesi, Maluku, Papua dan daerah lain pernah berdatangan di Manado untuk menimba ilmu. 
     
    “Saya ingat dulu, di Manado ada banyak asrama mahasiswa Donggala, Poso, Ternate, Gorontalo, Maluku, dan sejumlah daerah Papua. Sekarang sudah tidak ada,” kata Olly mengenang. 

    Sejarah manis Kota Manado dan Tomohon sebagai pusat pendidikan di Indonesia Timur itu diharapkan menjadi motivasi pengembangan pendidikan di Sulawesi Utara. Komitmen pembangunan sektor pendidikan Olly Dondokambey itu dikemukakan dalam sebuah diskusi dengan sejumlah tokoh generasi muda Sulut dan wartawan di kediamannya di Kolongan, Minahasa Utara, pekan lalu. 

    “Hanya dengan pendidikan yang baik kita bisa membangun daerah ini. Kita punya modal, sejarah pendidikan yang baik,” katanya. 

    Unsrat dan Unima (dulu IKIP Negeri Manado), STF Seminari Pineleng, UKIT Tomohon, dan Unklab adalah bagian dari sejarah kejayaan pendidikan di Sulut. Juga beberapa sekolah menengah seperti, SMA Donbosco, SMA Rexmundi, SMA Kristen Manado, beberapa sekolah kejuruan pertanian, keguruan, keperawatan di Tomohon dan Manado adalah saksi sejarah pendidikan yang membanggakan. 

    “Mari kita bangkitkan lagi kejayaan pendidikan di Sulut, peradaban dan budaya itu tidak lain adalah pendidikan,” kata Olly meyakinkan. Menurutnya, bidang pendidikan menjadi sangat penting untuk membangun bangsa. Indonesia Timur yang berlimpah sumberdaya alamnya memerlukan kualitas sumberdaya manusia, dan itu hanya bisa dijawab dengan pengembangan dunia pendidikan secara berkelanjutan. 

    Dikatakannya, sebenarnya spirit pendidikan di Sulawesi Utara sangat menonjol dengan hadirnya lembaga-lembaga pendidikan yang sangat beragam sejak sebelum kemerdekaan. Puluhan tahun lalu Sulawesi Utara sudah punya sekolah filsafat dan teologi, akademi koperasi, sekolah kejuruan pertanian, sekolah kejuruan keperawatan, sekolah pelayaran dan perikanan. 

    “Tetapi faktanya sekarang banyak pelajar kita justru sekolah ke daerah lain,” tuturnya. Olly kemudian menyatakan tekadnya untuk mendorong dan mefasilitasi pengembangan pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi di Sulawesi Utara. 

    Dia menunjuk contoh dua universitas negeri masing-masing Unsrat dan Unima.
    “Saya membayangkan Unsrat dan Unima dengan 20 fakultas (11 Unsrat dan 9 Unima-red) semuanya memiliki program study doctoral. Kalau itu terwujud, nanti setiap tahun Sulut bisa mencetak 1.000 doktor,” katanya. 

    Kalau setiap fakultas di Unsrat dan Unima memiliki program ke jenjang doctoral, maka mahasiswa tidak harus melanjutkan study ke luar daerah atau luar negeri. Tentu saja, lanjutnya, semua fakultas di Unsrat dan Unima harus difasilitasi untuk bisa semakin berdaya saing. Tidak hanya itu, beberapa perguruan tinggi swasta seperti Unklab, UKIT, STF Pineleng juga dapat didorong dan difasilitasi untuk dapat memiliki program study doctoral. 

    “Kalau semua universitas di Sulut punya program doctoral, akan banyak doktor setiap tahun bisa kita persembahkan untuk bangsa,” tutur Olly optimis. Dengan demikian, katanya, Sulawesi Utara dapat kembali meraih pamornya sebagai pusat pendidikan di Indonesia Timur. (MO1)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad