Mitos dari Puber Kedua
Kita tentu seringkali mendengar istilah puber kedua yang
dialamatkan pada beberapa orang yang sudah mencapai usia paruh baya akan
kembali lagi berperilaku layaknya masih remaja. Puber sendiri berasal dari istilah
pubertas yang mengacu pada bentuk fisik tubuh manusia yang dianggap sudah
dewasa dalam hal seksualitas. Hal ini berarti, manusia yang sudah mencapai fase
puber sudah siap untuk melakukan pembuahan atau mendapatkan keturunan. Yang
menjadi pertanyaan adalah, jika puber kedua memang benar ada, apakah ada fase
lain dalam pertumbuhan fisik manusia yang membuat adanya perubahan perilaku
pada mereka yang berusia paruh baya?
Secara medis, puber kedua ternyata sama sekali tidak ada. Puber
kedua hanyalah istilah penyebutan secara umum saja dan tidak ada hubungannya
sama sekali dengan masalah fisik. Memang, beberapa orang yang mengalami puber
kedua akan mengalami perubahan perilaku dan mood, namun, seorang pakar
psikologis justru menyebutkan jika untuk kaum hawa, puber kedua justru juga
bisa dikaitkan dengan masa perimenopause.
Perimenopause adalah fase transisi sebelum kaum wanita mengalami
fase menpause. Pada fase perimenopause ini, kaum hawa akan sedikit demi sedikit
akan mengurangi produksi hormon estrogen. Fase ini bisa dimulai pada usia 30
tahingga 40 tahunan dan bisa berlangsung selama 4 hingga 10 tahun. Pada fase
ini, wanita akan mengalami perubahan hasrat seksual, perubahan fase menstruasi,
hingga mudahnya mengalami kelelahan. Sayangnya, beberapa kaum hawa juga ikut
mengalami perubahan suasana hati hingga seringnya mengalami gangguan emosi dan
kecemasan berlebihan.
Bagi kaum hawa yang tidak ingin mengalami perubahan psikologis
yang berlebihan saat berada dalam fase ini, ada baiknya anda mulai melakukan olahraga
dengan rutin, meskipun olahraga yang ringan layaknya berjalan kaki. Wanita yang
rentan terkena osteoporosis juga harus mulai memperbanyak asupan kalsium untuk
mencegah hal ini terjadi. Selain itu, cobalah untuk tetap menjaga berat badan
dengan ideal serta memenuhi waktu istirahat yang berkualitas setiap harinya.
Satu hal yang harus diingat adalah, hindari gaya hidup buruk layaknya merokok
atau mengkonsumsi minuman beralkohol yang tentu akan membuat kesehatan fisik
anda bisa semakin rentan terkena gangguan kesehatan.
doktersehat.com | Aprilia Oroh
doktersehat.com | Aprilia Oroh
Tidak ada komentar