Header Ads

  • Breaking News

    Hasil Survei WHO : Jumlah Perokok Remaja Turun, Terutama Remaja Putri


    PARIS (Manadone.com) - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) punya kabar bagus. Dalam sebuah survei yang dirilis empat tahunan di 42 negara, muncul fakta jumlah perokok remaja turun, terutama remaja putri.

    Hal ini diindikasi karena semakin tingginya remaja yang peduli terhadap kesehatan. Zsuzsanna Jakab, Direktur regional WHO Eropa, menyambut gembira hasil survei tersebut.

    "Kebiasaan baik yang berimbas pada perilaku sosial ini akan terus dibawa sampai masa dewasa dan seumur hidup mereka. Ini permulaan yang baik,’’ ungkap perempuan 65 tahun itu.

    Dalam survei terbaru periode 2010-2014 tersebut, WHO melibatkan 40 negara di kawasan Eropa serta Kanada dan Israel. Di 42 negara itu, jumlah remaja 15 tahun yang kecanduan rokok turun. Dari sekitar 26 persen menjadi 22 persen. 

    Padahal, rata-rata mereka mencoba rokok sejak usia 13 tahun. Sementara itu, untuk remaja putri, jumlahnya turun signifikan dari 22 persen menjadi 13 persen.

    Selain rokok, WHO menyurvei konsumsi alkohol di kalangan remaja 42 negara tersebut. ’’Jumlahnya turun sekitar 10 persen,’’ terang Jakab. 

    Namun, khusus minuman keras, angka antara remaja putra dan putri tidak terpaut jauh. Tidak seperti rokok yang lebih banyak ditinggalkan remaja putri. Survei konsumsi minuman memabukkan itu melibatkan remaja mulai usia 11 tahun sampai 15 tahun. 

    Hingga 2014 lalu, remaja putra di lima negara Eropa menempati ranking pertama penikmat nikotin belia. Yakni, remaja putra di Greenland, Lithuania, Estonia, Latvia, dan Republik Ceko. Sementara itu, angka perokok remaja terendah tercatat di Islandia, Albania, Kanada, Norwegia, dan Spanyol. "Di Eropa, sebanyak 16 persen penyebab kematian pada usia 30 tahun adalah rokok,’’ imbuh Jakab.

    Untuk alkohol, remaja Bulgaria menempati posisi pertama konsumen minuman keras usia dini. Rata-rata, remaja putra dan putri di negara tersebut mulai mencicipi minuman beralkohol saat berusia 13 tahun. Sekitar 13 persen sampai 20 persen remaja di negara itu menenggak minuman keras sekali tiap pekan. Menginjak usia 15 tahun, persentasenya meningkat menjadi 17 sampai 32 persen.


    Kendati jumlah remaja perokok atau alkoholik di 42 negara itu menurun, pemerintah tetap berusaha keras memerangi dua produk yang membuat kecanduan tersebut. Rokok, misalnya. Pemerintah Prancis, Irlandia, dan Inggris mulai mengurangi jumlah penjual rokok dan merancang aturan yang akan membuat seluruh kemasan bebas tulisan atau gambar alias polos.

    JPNN.com | Aprilia Oroh

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad