Header Ads

  • Breaking News

    Coba Kalo Ada Brigade Manguni di Tolikara, Bagini Aman Sama Deng Manado

    Brigade Manguni saat mengamankan perayaan Idul Fitri di Manado
    MANADONE.COM - Jalinan persudaraan dan wujud toleransi antar umat beragama terus ditunjukkan warga Kota Manado, lihat saja yang dilakukan pengurus Brigade Manguni Indonesia (BMI) dalam Rally Takbir yang dilakukan umat Muslim Kota Manado, Kamis (16/7/2015), dimana BMI juga ikut mengambil andil dalam menjaga keamanan.
    Saat diwawancarai, Moning Mamengko, Tonaas Harian BMI Manado mengatakan bahwa pihaknya sudah terbiasa dengan suasana saling menjaga antar umat beragama, apalagi disaat perayaan hari-hari besar keagamaan. Ketika melakukan pengawalan terhadap umat Muslim Kota Manado dalam perayaan Rally Takbir, Mamengko menghimbau agar toleransi antar umat beragama terus dipelihara.
    ”Mari jaga Toleransi Umat Beragama serta ciptakan Manado Aman dan Damai. Kerukunan umat beragama di Kota Manado benar-benar masih tetap terpelihara. Ini terlihat pada pelaksanaan pawai malam Takbiran. Ormas Adat Brigade Manguni (BMI) Kota Manado ikut terlibat dalam melakukan Pengawalan dan pengamanan acara, inilah wujud kerukunan kita,” ujar Moning pada Minggu (19/7/2015).
    Dari pantauan media ini, balasan mobil dan ratusan motor terlihat membaur dengan umat Muslim tanpa ada jarak satu sama lain. Suatu bukti jika BMI sangat menghargai perbedaan dan saling menghormati satu sama lain.
    Lanjut dikatakan Mamengko bersama pengurus dan Anggota BMI lainnya terlihat, terlihat selain saling berjabat tangan dengan para umat umat Muslim sambil mengucapkan Minal Aidin Walfaijin.
    “BMI terlibat di kegiatan umat Muslim bukanlah hal yang baru, tapi ini sudah lama menjadi tradisi toleransi umat beragama di Kota Manado sembari tetap menjaga keutuhan NKRI,” ucap Moning sapaan akrabnya, yang juga Ketua Bidang Kamtibmas DPD KNPI Sulut ini. 
    Kejadian Tolikara
    Seperti diketahui, tragedi itu diduga bermula dari selebaran surat pada 11 Juli 2015 mengatasnamakan Jemaat GIDI Wilayah Tolikara agar pada Tanggal 13 sampai 19 Juli 2015 jangan ada kegiatan Lebaran. Sebab, pada 13 sampai 19 Juli GIDI Wilayah Tolikara akan menyelenggarakan Seminar dan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) Pemuda tingkat internasional. 

    Dalam surat edaran itu disebutkan, boleh merayakan Lebaran tetapi di luar kota dan melarang muslimah memakai jilbab. Jemaat GIDI di Tolikara ini juga melarang gereja Denominasi lain mendirikan tempat-tempat ibadah di wilayah Kabupaten Tolikara. Mereka juga melarang gereja adven di distrik Paido. Surat tersebut ditandatangani Ketua Wilayah GDI Tolikara Nayus dan Sekretarisnya Marthen.

    Presiden Gereja Injil di Indonesia (GIDI) mengakui adanya surat edaran berisi larangan adanya kegiatan Lebaran bagi umat Islam. Namun dia menegaskan, isi surat tersebut keliru dan sudah diklarifikasi sebelum peristiwa pembakaran musala terjadi.

    "Sudah saya klarifikasi bahwa isi surat itu tidak benar dan salah. Karena tidak ada yang boleh melarang umat Islam beribadah di hari raya," kata Presiden GIDI Dorman Wandikbo kepada merdeka.com, Jumat (17/07). 

    Kejadian ini mengundang keprihatinan mulai dari pejabat negara sampai politisi hingga tokoh Muslim nasional. Mereka kompak mengirimkan gelombang seruan damai sekaligus meminta masyarakat menanggapi dengan kepala dingin dan tak terpancing emosi.(MO1)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad